Google

Startup

Selamat datang di webnya insinyur agak-agak tuli.
Terima kasih banyak Anda telah meluangkan waktu untuk berkunjung.

Rotating Engineer adalah titel profesi seorang insinyur teknik mesin dengan spesialisasi keahlian di bidang mesin-mesin berputar, misalnya turbin gas, kompresor sentrifugal, pompa sentrifugal, screw compressor, reciprocating engine, dan fin fan cooler. Seorang Rotating Engineer bertanggung jawab untuk membuat agar mesin-mesin itu dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Blog ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan profesi seorang Rotating Engineer. Isinya diambil dari pengalaman sehari-hari, berbagai sumber referensi, dan opini pribadi saya. Topik-topiknya dapat dilihat dengan meng-klik nama bulan yang ada di kotak "ARTIKEL" di sebelah kiri.

Diharapkan dari blog ini pembaca dapat mengambil manfaat yang sebanyak-banyaknya. Pertanyaan, diskusi, dan saran sangat saya harapkan. Bisa kontak ke saya di: rotatingengineer@gmail.com.

DISCLAIMER
Saya tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang terjadi karena blog ini. Blog ini hanya berisi opini dan pengalaman pribadi saya saja.

Sekali lagi: terima kasih banyak.
wasalam


Kamis, 13 Desember 2007

Mengapa Agak-Agak Tuli?

Ya, memang benar. Jika ingin berbicara dengan saya harus agak keras-keras, dibesarkan "volume" suaranya. Mungkin ini masalah kurang pendengaran ini dialami oleh sebagian besar rekan-rekan Rotating Engineer dan Maintenance yang telah lama bekerja.

Tingkat kebisingan di tempat kerja berkisar 60 dB -110 dB, atau bahkan lebih dari itu. Ditambah lamanya berada di tempat dengan tingkat kebisingan tinggi itulah yang mendegradasi performa telinga. Di lokasi bising, kadang-kadang sekali berkunjung bisa makan waktu 1/2 - 1 jam. Walau pun alat pelindung telinga telah dipakai seperti ear plug (bentuknya seperti ruas jari kelingking terbuat dari karet busa atau plastik, dipakai dengan cara disumpel ke dalam lubang telinga) atau pun ear muff (bentuknya seperti yang dipakai di kuping pilot helikopter dalam film-film hollywood), cepat atau lambat tetap saja masalah kurang pendengaran akan muncul.

Jika proses rusaknya telinga ini dianalogikan dengan proses merebus air, cepat atau lambatnya air akan mendidih tergantung pada besarnya api kompor (tingkat kebisingan) dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendidih (lamanya terpapar kebisingan).

Kerusakan telinga = intensitas tingkat kebisingan x time

Jadi, jangan tersinggung jika semakin senior seorang rotating engineer atau pun rekan maintenance akan semakin "sombong" (kalau dipanggil nggak noleh), mohon maaf bukannya sombong beneran, tetapi.....bener-bener kagak kedengerraaannnnn...!!!!

Tidak ada komentar: