Google

Startup

Selamat datang di webnya insinyur agak-agak tuli.
Terima kasih banyak Anda telah meluangkan waktu untuk berkunjung.

Rotating Engineer adalah titel profesi seorang insinyur teknik mesin dengan spesialisasi keahlian di bidang mesin-mesin berputar, misalnya turbin gas, kompresor sentrifugal, pompa sentrifugal, screw compressor, reciprocating engine, dan fin fan cooler. Seorang Rotating Engineer bertanggung jawab untuk membuat agar mesin-mesin itu dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Blog ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan profesi seorang Rotating Engineer. Isinya diambil dari pengalaman sehari-hari, berbagai sumber referensi, dan opini pribadi saya. Topik-topiknya dapat dilihat dengan meng-klik nama bulan yang ada di kotak "ARTIKEL" di sebelah kiri.

Diharapkan dari blog ini pembaca dapat mengambil manfaat yang sebanyak-banyaknya. Pertanyaan, diskusi, dan saran sangat saya harapkan. Bisa kontak ke saya di: rotatingengineer@gmail.com.

DISCLAIMER
Saya tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang terjadi karena blog ini. Blog ini hanya berisi opini dan pengalaman pribadi saya saja.

Sekali lagi: terima kasih banyak.
wasalam


Sabtu, 28 Juni 2008

Case Histories: PT Vibration and T5 Topping

There is a gas turbine just come from general overhaul, RH ~ 0 hour.
Its power turbine exhibit high vibration at 1xRPM, and phase can not differentiate between unbalance or misalignment. Axial vibration relatively small.
Alignment recheck, field balancing, and rotate coupling hub had been done to solve the problem, but not solved the problem. NGP was still 94%-95%, with PT Vibration 0.4 ips pk.

Another clue was get. The vibration increase after after engine had run for some time, e.q: 2-4 hours. So it is suspected related to thermal growth problem, so: alignment. After check alignment target specification there was misunderstanding between field maintenance people, they used old standard before the centrifugal booster compressor restaged. So after the alignment redone with new alignment specification target, the PT Vibration run low, NGP can be increased.

But, unfortunately, at NGP 99%, T5 topping appeared. PCD at TCP was about 118 psig, PCD at dial gage at panel was about 123 psig. Inlet air filter dp was 2.0" WC. T5 compensator had been reset to match engine specs T5 Base, IGV angle was 4 degrees. Bleed valve gave no sign of leak.
So we planned to cek PCD gage, inlet air filter dp gage, swap T5 tehrmocouple, and check bleed valve, and wonder that why IGV set was so small (range = 3 deg - 9 deg) that can caused low inlet air flow.

After PCD gage checked, it is confirmed that gage of TCP is correct, actual. Low PCD is confirmed.
And next day it's found that inlet air dp actual pressure is 4.8" WC. So, we suspected that dirty/semi blocked inlet air filter was caused of T5 topping problem. But, unfortunately after all inlet air filter had been changed, the T5 problem still the same, even with inlet air new filter and inlet air dp low.

Then we tried to adjust IGV angle. After IGV angle was changed from 4 deg to 3 deg, NGP can reach 100% at T5 only 1180 F. The problem is solved.


Moral of the story =
the truth is out there.
never believe anything untill you reconfirm it.

Sedikit tentang Transfer

Bismillaahirrahmaanirraahiim.

Alhamdulillah akhirnya saya bisa menulis blog lagi setelah sejak bulan Maret 08 vacuum.

Saat ini posisi Rotating Equipment Engineer sedang laris manis, seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia. Dengan tingginya harga minyak itu memacu negara produsen minyak untuk memproduksi minyak dan gas semaksimal-maksimalnya.

Ada produsen yang reservoirnya masih berproduksi dengan mantapnya karena masih tinggi kandungan reservoirnya sehingga pressurenya masih tinggi. Namun ada pula produsen yang reservoirnya berproduksi dengan megap-megap karena reservoirnya sudah tua, ”mature” kalau kata istilah keren eufimismenya.

Dua-duanya memerlukan rotating equipment yang prima. Produsen yang mantap tadi tidak ingin kehilangan opportunity menghasilkan minyak dan gas sebanyak-banyaknya sedangkan produsen yang mature tadi tidak ingin target produksinya gagal tercapai gara-gara sumur-sumurnya yang sudah tua mati akibat compressor mati di tengah jalan.

Rotating Engineer yang sedang mencari opportunity di tengah hiruk-pikuknya “transfer pemain” harus mempersiapkan diri luar dalam. “Dalam” maksudnya adalah skill, experience, dan knowledgenya. Sedangkan “luar” adalah ia harus mengetahui lika-liku perusahaan yang ditaksirnya. Mulai dari prospek produksinya, environment kerjanya, job description yang ditawarkan, lokasi kerja, budaya kerjanya, salary and benefit, serta dampaknya terhadap keluarga.

Perusahaan-perusahaan besar biasanya memberi tanggungjawab kerja yang spesifik, misalnya cuma mengurus turbin gas maintenance saja dari segi teknis. Namun untuk perusahaan medium atau small size akan memberi tanggung jawab dari a sampai z. Jadi misalnya akan ada overhaul turbin gas, maka sang rotating engineer akan mengurus mulai dari kontraknya dengan vendor, transportasi dari site ke shop vendor sampai ke site lagi, installation, sertifikasi crane, jumlah man power, dlsb. Ini semua dirangkum dalam spec pack. Jadi, ia bertindak sebagai project manager. Ini bagus untuk rotating engineer yang ingin belajar secara general operasional. Namun, untuk Rot Eng yang sudah berpengalaman ia akan lebih memilih yang spesifik saja, di perusahaan yang besar jadinya.

Penting bagi kita untuk selalu mereposisi diri, memiliki networking yang banyak, dan membentuk brand image yang baik tentang diri kita. Ini dilakukan dengan terus mengasah profesionalisme diri dan ringan tangan membantu siapa saja. Tidak ada jaminan seseorang itu akan tetap nomor 1. Hidup ini dinamis.

Jadi targetnya adalah: employer yang mencari kita, bukan kita yang apply untuk suatu posisi job.

Semoga bermanfaat.

Kritik dan komentar serta masukan terima kasih banyak.

Wasalam
290608